Minggu, 06 Februari 2011

Teori Behavior.

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Salah satu usaha yang perlu dilakukan baik oleh guru Pendidikan Jasmani/ Olahraga maupun Pelatih dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar adalah membahas pengertian belajar itu sendiri secara mendasar. Hal ini berdasarkan pada pengertian bahwa penerapan dan pengembangan dari berbagai macam cara/ metoda mengajar dan pemakaian alat bantu dalam mengajar adalah bertitik tolak dari pengertian belajar yang dibahas dari berbagai teori.

B. Pengertian Belajar
Menurut Weineck belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Melalui belajar kita mendapatkan hubungan antara satu objek/ benda dengan objek lainnya yang selama ini belum diketahui.
Menurut Mechling belajar adalah modivikasi tingkah laku yang berlangsung lama yang ditentukan oleh lingkungan dan pengalaman.
Jadi kesimpulannya yaitu, belajar adalah bertambahnya pengalaman seseorang individu sebagai hasil konfrontasi dan interaksi antara dirinya dengan lingkungan yang menghasilkan suatu perubahan tingkah laku baru.
Oleh karena itu, dalam pengertian ini belajar diartikan sebagai proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang membawa individu tersebut pada perubahan kemungkinan-kemungkinan tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu adalah yang dapat diamati dan tidak dapat diamati.






BAB II
PEMBAHASAN


A. Teori Behavior
Teori Behavior merupakan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Kemudian teori ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavior dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

1. Hukum Belajar Yang Utama
a. The Law of Effect (Hukum Akibat)
Hukum akibat yaitu hubungan stimulus respon yang cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan. Hukum ini menunjuk pada makin kuat atau makin lemahnya koneksi sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang disertai akibat menyenangkan cenderung dipertahankan dan lain kali akan diulangi. Sebaliknya, suatu perbuatan yang diikuti akibat tidak menyenangkan cenderung dihentikan dan tidak akan diulangi.
Koneksi antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak dapat menguat atau melemah, tergantung pada “buah” hasil perbuatan yang pernah dilakukan. Misalnya, bila anak mengerjakan PR, ia mendapatkan muka manis gurunya. Namun, jika sebaliknya, ia akan dihukum. Kecenderungan mengerjakan PR akan membentuk sikapnya.

b. The Law of Exercise (Hukum Latihan)
Hukum latihan yaitu semakin sering tingkah laku diulang/dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat. Dalam hal ini, hukum latihan mengandung dua hal:
- The Law of Use : hubungan-hubungan atau koneksi-koneksi akan menjadi bertambah kuat, kalau ada latihan yang sifatnya lebih memperkuat hubungan itu
- The Law of Disue : hubungan-hubungan atau koneksi-koneksi akan menjadi bertambah lemah atau terlupa kalau latihan-latihan dihentikan, karena sifatnya yang melemahkan hubungan tersebut.
c. The Law of Readiness (Hukum Kesiapan)
Hukum kesiapan yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat.
Prinsip pertama teori koneksionisme adalah belajar merupakan suatu kegiatan membentuk asosiasi (connection) antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak. Misalnya, jika anak merasa senang atau tertarik pada kegiatan jahit-menjahit, maka ia akan cenderung mengerjakannya. Apabila hal ini dilaksanakan, ia merasa puas dan belajar menjahit akan menghasilkan prestasi memuaskan.
2. Aplikasi Teori Behavior Dalam Pembelajaran
Aplikasi teori behavior dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah objektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pembelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.
B. Teori Kognitif
Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental.
Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan.

C. Teori Belajar Menurut Model
Belajar menurut model adalah suatu model belajar yang mengintegrasikan teori behavior dengan kognitif. Jadi, teori behavior dan kognitif dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental.
Penampilan-penampilan tingkah laku yang berhubungan dengan minatnya selalu menjadi objek pengamatan yang istimewa bagi anak-anak. Pada suatu saat dimana anak-anak berada dalam suatu situasi bermain, dan situasi tersebut berhubungan dengan penampilan tingkah laku yang diminatinya/ figurnya, maka dia akan berusaha untuk memproduksi kembali ingatannya terhadap tingkah laku yang pernah dilihatnya.
D. Teori Kibernetik
Teori Kibernetik adalah salah satu teori belajar motorik yang dikembangkan melalui teori pengolahan informasi atau teori komunikasi.
Sehari-hari, kita sekarang sudah sangat akrab dengan istilah-istilah proses atau pengolahan yang langsung kita asosiasikan dengan masukan dan luaran sebagai bagian dari sebuah sistem. Kita juga memakai kata kendali atau kontrol dan mengaitkannya dengan komando atau perintah. Demikian pula kata tujuan atau sasaran yang kita kaitkan dengan kinerja.
Kata-kata itu juga bertaburan di dunia perpustakaan dan informasi. Bukanlah hal yang asing kalau kita bicara tentang ‘pengolahan dokumen’ (document processing) atau ‘kinerja sistem’ (system performance). Sehari-hari kita juga menggunakan istilah ‘kosakata terkendali’ (controlled vocabulary) atau ‘perintah’ (command) dalam pembicaraan tentang sistem simpan dan temu kembali.
Teori kibernetik yang dikembangkan melalui prinsip-prinsip teori pengolahan informasi atau teori komunikasi menganalisa proses belajar motorik yang dimulai dari perhatian terhadap suatu stimulus, persepsi yang berhubungan dengan ingatan/ pengalaman dan kemudian proses pengambilan keputusan.

Skema Teori Kibernetik :












Skema tersebut menjelaskan tentang bila seseorang menerima informasi baik verbal maupun non verbal. Penerimaan dan pengolahan informasi tentang jalannya suatu gerakan disebut dengan istilah Feedback. Informasi tadi akan diterima oleh alat reseptor seperti : Optik (penglihatan), Akuistik (pendengaran), Taktil (sentuhan). Kemudian dilanjutkan kepada Kinestetik (alat penerima rangsang/ syaraf-syaraf otot), dan Vestibular (perasaan gerak melalui alat keseimbangan di telinga).
Informasi yang diterima tadi diteruskan ke sistem susunan saraf sentral untuk diolah dan dianalisa. Analisa dan pengolahan itu meliputi proses mekanisme persepsi yang menghasilkan tentang makna dan pengertian, proses mekanisme pengelola informasi yang mengingat kembali pengalaman atau ingatan motorik dan proses mekanisme penghasil respon yang mendapatkan hasil-hasil pengolahan dan analisa tadi yang diakhiri dengan keputusan.
Pengambilan keputusan akan diteruskan ke alat gerak yang melibatkan pengendalian dan emosional. Pengendalian yang dimaksud yaitu proses pengaturan pemberian impuls yang sesuai atau yang dibutuhkan untuk pelaksanaan gerakan berdasarkan perintah dari otak yang dibawa oleh syaraf (Efferent) ke sistem alat gerak.
Proses-proses pengaturan ini mungkin terjadi bila adanya umpan balik yang diterima oleh alat-alat reseptor yang disampaikan oleh syaraf (Afferent) ke otak, sehingga pada susunan syaraf pusat terjadi proses perbandingan antara apa yang harus dicapai (Sollwert) dan apa yang terjadi atau yang sudah dicapai (Istwert). Bila perbandingan antara Sollwert dan Istwert terjadi perbedaan yang besar berarti terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang besar dari yang telah direncanakan dengan yang telah dicapai/ realisasi.







BAB III
KESIMPULAN


Belajar adalah bertambahnya pengalaman seseorang individu sebagai hasil konfrontasi dan interaksi antara dirinya dengan lingkungan yang menghasilkan suatu perubahan tingkah laku baru.
1. Teori Behavior
Teori behavior merupakan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
2. Teori Kognitif
Teori kognitif memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan.
3. Teori Belajar Menurut Model
Teori belajar menurut model adalah suatu model belajar yang mengintegrasikan teori behavior dengan kognitif.
4. Teori Kibernetik
Teori kibernetik adalah salah satu teori belajar motorik yang dikembangkan melalui teori pengolahan informasi atau teori komunikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar